• NASIONAL
  • JABODETABEK
  • BOLA
  • ALL SPORTS
  • ENTERTAINMENT
  • LIFESTYLE
  • NUSANTARA
  • EKONOMI
  • DUNIA
  • KOLOM
Menu
  • NASIONAL
  • JABODETABEK
  • BOLA
  • ALL SPORTS
  • ENTERTAINMENT
  • LIFESTYLE
  • NUSANTARA
  • EKONOMI
  • DUNIA
  • KOLOM

Lewat SIMPOK, Gedong Gincu Sumedang Tembus Pasar Eropa

  • 08/07/2020
  • 09:04
Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp

INDONESIAUPDATE.ID – Sumedang merupakan salah satu kabupaten penghasil mangga gedong gincu yang cukup potensial di Jawa Barat.

Potensi luas pertanaman mangga gedong gincu di Kabupaten Sumedang kurang lebih 5.000 hektar (ha) yang tersebar di 6 kecamatan yaitu Kecamatan Tomo (1.200 ha), Jatigede (1.800 ha), Ujungjaya (1.350 ha), Pase (50 ha), Situraja (45 ha) dan Conggean (25 ha).

Peluang pasar ekspor mangga gedong gincu cukup tinggi. Namun demikian, produk mangga yang akan diekspor sering mengalami penolakan dari negara produsen akibat hama lalat buah.

Kerusakan akibat lalat buah ini diperkirakan mencapai 30-40%, yang tentu saja sangat merugikan petani mangga di wilayah Sumedang karena pendapatan yang diperoleh petani menjadi berkurang.

Sesuai amanat Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, dalam rangka mendorong peningkatan ekspor produk pertanian, Kementerian Pertanian akan terus berupaya menjadikan pertanian Indonesia maju, mandiri dan moderen.

Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto memaparkan bahwa dalam rangka mendorong peningkatan ekspor hortikultura adalah Gerakan mendorong produksi, meningkatkan daya saing dan ramah lingkungan hortikultura (GEDOR Horti).

Anton panggilan akrab Dirjen Hortikultura, menuturkan bahwa mangga gedong gincu memiliki peluang pasar ekspor yang masih terbuka lebar.

“Kita harus mampu menghasilkan produk bebas Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) utamanya lalat buah sesuai permintaan dan persyaratan negara mitra dagang. Tentunya upaya tersebut dapat dicapai apabila semua pihak yang terkait dapat bersinergi dan ikut berkontribusi dalam pengelolaan lalat buah skala luas,” ujar dia melalui keterangan tertulisnya, Selasa (7/7).

Senada, Direktur Perlindungan Hortikultura Sri Wijayanti Yusuf mengajak petani dan pelaku perlindungan hortikultura untuk tetap konsisten melakukan pengendalian OPT mengikuti prinsip Pengelolaan Hama Terpadu (PHT).

Yakni dengan mengedepankan pengelolaan OPT ramah lingkungan, seperti pemanfaatan agens pengendali hayati (APH); pemasangan perangkap atraktan ME, likat kuning dan feromon; penggunaan pestisida nabati; melakukan sanitasi buah dengan gentong parasitoid; serta menanam tanaman refugia di sekitar pertanaman mangga.

”Ditjen Hortikultura akan terus melakukan pengawalan dan pendampingan secara intensif dalam pengelolaan OPT skala luas (Area Wide-Integrated Pest Management/AW-IPM) terutama di sentra-sentra potensi ekspor.” ujar Yanti.

Pengalaman SIMPOK di Provinsi Jawa Barat

Kasie Sarana Pengendalian OPT Buah dan Florikultura, Irma Siregar, menekankan bahwa pengelolaan OPT lalat buah harus dilakukan dalam skala luas, serentak dan berkelanjutan.

Petani juga dihimbau untuk memanfaatkan kearifan lokal yang ada di wilayah tersebut sebagai pestisida nabati untuk meminimalkan penggunaan pestisida kimia sintetik.

Dalam rangka mengamankan produksi mangga Gedong Gincu dari serangan lalat buah, UPTD Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Jawa Barat telah melakukan terobosan dan inovasi pengelolaan OPT lalat buah.

Caranya melalui penerapan Sistem Manajemen Pengendalian OPT Lalat Buah Skala Kawasan (SIMPOK) berbasis android.

Kegiatan SIMPOK ini telah berjalan sejak tahun 2018 dengan luas areal yang dikendalikan 400 Ha. Lokasinya di empat kabupaten yaitu Kab. Cirebon 80 Ha (Desa Karangwuni dan Desa Sedong Kidul, Kec. Sedong); Majalengka 100 Ha (Desa Sidamukti, Kec. Majalengka dan Desa Pasir Muncang, Kec. Panyingkiran); Sumedang 120 Ha (Desa Jembar Wangi, Kec. Tomo dan Desa Kadu, Kec. Jatigede), dan Indramayu 100 Ha (Desa Sliyeg Lor, Kec. Sliyeg dan Desa Dewi Dalam, Kec. Jatibarang).

“Teknologi yang diterapkan adalah memasang perangkap lalat buah di seluruh pertanaman mangga dengan atraktan Metil Eugenol (ME). Perangkap digantung di cabang/ranting pohon mangga dengan ketinggian 2 meter dari permukaan tanah,” ujar Irma.

Populasi lalat buah yang terperangkap dipantau setiap minggu kemudian dihitung jumlahnya dan dicatat dalam database SIMPOK. Selanjutnya, diolah menjadi satuan FTD (fruit fly per trap per day).

“Indikator keberhasilan SIMPOK dapat dilihat dari tingkat populasi lalat buah (hasil tangkapan lalat buah) yang semakin menurun atau FTD-nya di bawah nol,” beber dia.

Success Story Penerapan SIMPOK Mangga

Penerapan SIMPOK di Kab. Sumedang dikoordinir oleh Ketua Assosiasi Petani Mangga Kabupaten Sumedang, Inta Suminta. Inta juga menjabat sebagai ketua Poktan Jembar Makmur yang beralamat di Desa Jembarwangi, Kecamatan Tomo dengan jumlah anggota poktan 35 orang.

“Luas pertanaman mangga yang dikelola oleh poktan Jembar Makmur seluas 60 hektare,” ujar Inta.

Inta menjelaskan dengan pemasangan perangkap atraktan ME skala kawasan di Kab. Sumedang, populasi lalat buah menurun signifikan sekitar 200%. FTD-nya menurun dari 1.200 ekor menjadi 2 ekor.

“Selain itu, kualitas mangga meningkat dan harga jualnya bagus,” jelas dia.

Ditambahkan oleh Inta, saat ini petani mangga gedong gincu di Sumedang perlahan-lahan mulai mengurangi penggunaan input kimia dan beralih ke penggunaan pestisida nabati dan pupuk organik.

Inta optimis bahwa mangga yang diproduksi anggotanya mampu bersaing di pasar internasional. Saat ini, dirinya bersama para petani lainnya telah bermitra dengan salah satu eksportir. Salah satu pasar ekspor yang dituju adalah Eropa termasuk Rusia, Perancis dan Finlandia.

Namun sangat disayangkan, akibat wabah pandemi Covid-19, semua ekspor ke negara tersebut dihentikan sejak 2 bulan yang lalu. Inta berharap dalam waktu dekat, ekspor mangga gedong gincu ini bisa kembali normal.

“Saya bersama anggota akan terus berupaya mencari peluang pasar ekspor selain Eropa. Anggota poktan kami sangat senang karena mangga kami dapat dinikmati oleh negara luar.”

Wahid Sarifudin, Kasie Perlindungan Tanaman Hortikultura, UPTD BPTPH Provinsi Jawa Barat, menjelaskan penerapan sistem pengendalian lalat buah skala kawasan di wilayah Jawa Barat mampu menurunkan populasi lalat buah.

“Rata-rata FTD dari 114,65 ekor menjadi 10,33 ekor. Turun 90,99%. Intensitas serangan lalat buah juga menurun dari 35% menjadi 7,5%,” kata dia.

Assosiasi Petani Mangga Kab. Sumedang bertekad akan terus berupaya meningkatkan mutu mangga gedong gincu yang mereka hasilkan agar dapat terus berkiprah di pasar internasional sebagai penyumbang devisa negara.

BERITA TERKAIT

BRI Agro Berkolaborasi dengan TaniHub Group Untuk Layanan Perbankan Dalam Program Indonesia Tani

Yuk ke Agroeduwisata Kebun Bibit Cilangkap, Destinasi Wisata Pertanian Ibu Kota

Agroeduwisata Kementan: Topang Ekonomi Bangsa, Sejahterakan Petani

NTP dan NTUP Terus Naik, Kementan Beri Apresiasi Petani

DPR Apresiasi Balitbangtan dalam Pendampingan Produksi Benih Padi Tahan Tungro

Kementan Apresiasi Ekspor Perdana Telur Tetas oleh CJ PIA

Kualitas Petani – Penyuluh Ditingkatkan, WaliKota Mataram Optimis Kemiskinan Turun

Kostratani Modernisasi Petani dan Penyuluh Indonesia

Benih Bermutu Tingkatkan Produktivitas Kentang

TERPOPULER

Sudah 80 Persen Bansos Tersalurkan di Jawa Barat

INDONESIAUPDATE.ID – Pemerintah terus berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya kelas

Jabar Dukung Unpad Lakukan Uji Klinis III vaksin

Dibuka Sejak 3 Januari, Posko Virus Corona RSPI

Seri Vivo V19 Segera Meluncur, Catat Tanggalnya!

D’Masiv Rayakan Ultah Ke-17, Luncurkan Single Terbaru

TRENDING

Aisha Wedding Promosikan Nikah Usia Muda, Ini Kata Psikolog

Waspada Virus Nipah Jadi Pandemi, Tingkat Kematian Capai 75%

Raffi Ahmad Digugat soal Dugaan Langgar Prokes Usai Vaksinasi COVID-19

Menko Polhukam: FPI Dilarang di Indonesia

Viral! Fenomena Mengejutkan Terjadi di Sela Pemakaman Anggota FPI

PILIHAN REDAKSI

Viral! Seniman Depok Nyanyikan ‘Hey Corona’, Videonya Ditonton Ribuan Orang

Anak Wakil Wali Kota Depok Kena Efek Lockdown di Spanyol, Super Ketat Pengawasannya!

Layanan Warteg Gratis di Jabodetabek, Cek Daftarnya Kaka!

Ketika Cristiano Ronaldo Akhirnya Turun Gunung Lawan Pandemi Corona

Tim FK UI Produksi Hand Sanitizer, Dibagi-bagi Gratis Buat Warga

5 Obat yang Diteliti Ilmuwan buat Tangkal Corona

Selain Monas dan Ancol, Anies Juga Tutup 15 Wisata Lainnya

Indonesia Update merupakan portal nasional yang menyajikan berita-berita teraktual dan terupdate. Portal ini merupakan bagian dari Warta Media Grup, jaringan media online lokal, regional, dan nasional.

 

 

Facebook-f
Twitter
Instagram
Youtube

Navigasi

  • Redaksi
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Sitemap
Menu
  • Redaksi
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Sitemap

© 2019 All rights reserved

WARTA MEDIA GRUP - PT MADANI KOMUNIKA INVESTA