INDONESIAUPDATE.ID – Dunia saat ini masih berjuang untuk terbebas dari pandemic covid-19, sudah dua tahun ini sejak akhir 2019 hingga sekarang, semua lapisan masyarakat di belahan dunia berupaya untuk bertahan dalam kondisi sehat dan sakitnya.
Tak terlepas dari permasalahan yang dialami lansia saat ini, merupakan kelompok usia yang paling rentan terkena paparan penyakit, paling rentan terjadi terjadi stress dan rentan juga mengalami keterasingan dari dunia lain.
Pandemi covid-19 membuat lansia harus turut berjuang mempertahankan diri sendiri dan keluarga.
Banyak hal yang harus dirubah dalam menjalani kebiasaan sehari-hari. Di masa pandemik, lansia juga harus mengikuti 6M protokol Kesehatan yang dianjurkan pemerintah, diantaranya patuh memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak sosial, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas, menghindari makan bersama dan ditambah dengan vaksinasi.
Namun informasi untuk segera mengadakan perubahan ini tidak semerta-merta diterima pemahamannya oleh lansia, inilah fungsi dari tim akademika UPN Veteran Jakarta untuk membantu program pemerintah menyebarkan informasi setelah melatih kebiasaan baru di masa pandemik khususnya pada lansia.
Tim dosen UPN Veteran Jakarta yang terdiri dari Ibu Duma Lumban Tobing,M.Kep.Sp.Kep.J, Ibu Evin Novianti,M.Kep.Sp.Kep.J dan Ibu Santi Herlina,M.Kep.Sp.Kep.J bekerja sama dengan Posbindu Dahlia Senja Kelurahan Limo, Depok yang diketuai oleh Ibu Hj.Ratna Habsari memberikan informasi tentang Adaptasi Kebiasaan Baru yang dapat diterapkan lansia dengan dibimbing oleh keluarga sebagai care giver.
Adaptasi kebiasaan baru yang dianjurkan, tidak hanya 6M dan vaksinasi saja, kepada lansia dan keluarga, tim memberikan informasi bahwa lansia harus diutamakan makanan yang bergizi apalagi di masa pandemik saat ini, minum air putih sehari 2 liter/hari dan hindari minum minuman manis agar tidak memicu naiknya gula darah lansia.
Selain itu, lansia disarankan untuk berjemur di bawah jam 9 pagi atau diatas jam 4 sore selama 15-20 menit, melakukan olah raga ringan selama 30 menit, beristirahat minimal 7 jam per hari, mencuci handphone dengan sabun dan melakukan etika bersin dan batuk dengan menggunakan masker atau tissue ataupun punggung tangan.
Selain adaptasi kebiasaan baru secara fisik, lansia juga dibekali infomasi bagaimana meningkatkan imunitas jiwa yaitu dengan melakukan fisik rileks. Agar tercapai fisik rileks, lansia dan keluarga dilatih manajemen stress seperti Teknik napas dalam, relaksasi otot progresif, hipnotis lima jari.
Emosi rileks dibutuhkan oleh lansia untuk dapat mengelola kembali emosinya. Lansia dapat melakukan kegiatan dan hobby yang disukai, baik sendiri maupun didalam keluarga misalnya merajut, memasak, bermain musik, bernyanyi, menari, atau bertanam tanaman hias yang saat ini sedang trending kembali untuk mengisi waktu luang. Bagaimana dengan lansia yang tinggal sendirian? Hal ini dapat dilakukan dengan komunikasi lewat media daring berbicara dengan sanak keluarga dan teman tercinta.
Pikiran positif dapat dilatih dengan latihan berfokus pada lima jari dimana lansia dialuni musik lembut, membayangkan kondisi tubuh yang sehat, dikelilingi oleh orang-orang yang peduli, mendapatkan pujian dan prestasi dan membayangkan suatu tempat indah yang pernah dikunjungi.
Selain itu, lansia dilatih bagaimana berpikir positif untuk dapat bangkit kembali sehat di masa pandemik dan dilatih menghentikan pikiran negatif yang menganggu. Pikiran negatif yang terus menerus muncul dapat mempengaruhi tubuh mengeluarkan hormon pemicu stress yang akhirnya menganggu kerja dari organ tubuh lansia.
Lansia juga kerap mendapatkan informasi yang tidak menyenangkan, yang belum tentu jelas kebenarannya, oleh karena itu lansia diajarkan bagaima berespon terhadap pemberitaan yang mucul. Pertama-tama lansia tarik napas terlebih dahulu, mengatur emosi dan pikirannya sehingga respon yang muncul akibat pemberitaan menjadi lebih teratur.
Dengan demikian, diharapkan tidak memicu munculnya hormon kortisol sebagai pemicu dari stress. Pikiran positif diberikan dalam bentuk menghentikan pikiran negatif yang menganggu. Semua ini tentu didukung dengan hubungan yang baik antara lansia dengan lingkungannya dan hubungan dengan Sang Pencipta.
Dengan relasi positif dan spiritual positif, tentu akan tercipta suasana kondusif di dalam keluarga sehingga mampu bersama-sama menghadapi pandemik covid-19 dan keluarga mampu merawat lansia dengan baik.
Tentu kami semua berharap lansia dapat menjalani hari-harinya dengan penuh bermakna dan tetap terlindungi dari bahaya virus.