INDONESIAUPDATE.ID – Program Sekolah Lapang (SL) Daerah Irigasi (DI) terbukti sukses meningkatkan produktivitas para petani di banyak daerah.
Ya, sejak kali pertama digulirkan, SL DI yang merupakan salah satu item Program Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Project (IPDMIP), memberikan dampak yang positif terhadap kualitas SDM petani.
Itu pula yang tengah digencarkan Pemerintah Kabuapten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Akhir September lalu, mereka telah memulai SL DI pertemuan ke-9 yang digelar di Karanu Ntonggu, Kecamatan Palibelo, Desa Ntonggu.
“Peserta kegiatannya dari Kelompok Tani Oi Wontu. Diikuti 30 orang,” ujar Penyuluh setempat, Nurjahratulaillah melalui keterangan tertulisnya, Minggu (10/10).
Nur-sapaannya- menjelaskan, para peserta ini merupakan petani jagung. Untuk fokus materi pelatihan seputar penggunaan pestisida nabati dan bagaimana kerjanya.
“Pengetahuan ini sangat penting karena masih banyak petani yang belum memahami secara tepat. Bagaimana cara penggunaan pestisida nabati yang efektif seperti apa,” beber Nur.
Dia yakin pemahaman mengetani pemakaian pestisida yang baik mampu meningkatkan hasil panen menjadi lebih optimal. “Sehingga hasil panen para petani meningkat. Ini yang terus kami gojlok sejak akhir September kemarin,” kata dia.
Semetnara, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan IPDMIP harus berperan dalam mendorong transformasi sistem pertanian tradisional menjadi modern. Transformasi ini dilakukan melalui peningkatan kapasitas SDM pertanian.
“IPDMIP harus berperan mendorong proses transformasi dari sistem pertanian tradisional menjadi modern. Untuk itu, SDM-nya harus digarap lebih dahulu. Mereka adalah petani, penyuluh, petani milenial melalui pelatihan,” kata Dedi Nursyamsi dalam keterangan tertulisnya.
Sistem pertanian tradisional, katanya, dicirikan oleh produktivitas yang rendah, penggunaan varietas lokal, dikerjakan secara manual atau dengan bantuan tenaga ternak. Sistem pertanian ini belum memanfaatkan mekanisasi pertanian serta teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
“Pertanian modern dicirikan masifnya varietas berdaya hasil tinggi, menerapkan mekanisasi dan pemanfaatan teknologi era industri 4.0,” kata Dedi Nursyamsi yang hadir didampingi Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) Leli Nuryati selaku Direktur National Project Implementation Unit (NPIU) IPDMIP.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) Dedi Nursyamsi mengingatkan, IPDMIP harus melaksanakan kegiatan-kegiatan yang memberikan dampak output dan outcome signifikan di lahan-lahan pertanian beririgasi. IPDMIP dapat berperan melalui kegiatan Training of Trainer (TOT), Training of Facilitator (TOF), Bimbingan Teknis (Bimtek) bagi Komando Strategis Pembangunan Pertanian (KostraTani) di tingkat provinsi (Kostrawil) dan kabupaten (Kostrada).
Dedi Nursyamsi mengharapkan NPIU dari IPDMIP dalam bekerja mencontoh tim sepak bola yang mengutamakan kerjasama tim, kemampuan individu sehingga dapat menerjemahkan dan melaksanakan arahan pimpinan.
“Tim NPIU juga harus melakukan akselerasi semua kegiatan melalui proses yang cepat, sistematis dan taktis,” pungkasnya.(ez)