INDONESIAUPDATE.ID – Dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan bagi 273 juta penduduk Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani, dan meningkatkan ekspor, Kementerian Pertanian (Kementan) melaksanakan berbagai program pembangunan pertanian hingga tingkat kecamatan. Salah satu diantaranya adalah peningkatan kapasitas camat dalam mendukung dan melaksanakan program pembangunan pertanian di tingkat kecamatan melalui pelatihan pertanian.
Balai Besar Pelatihan Pertanian ( BBPP) Batangkaluku sebagai salah satu UPT dari Kementerian pertanian ikut berpartisipasi dalam penyelenggaraan Pelatihan Pertanian Bagi Camat Seluruh Indonesia.
“Tujuannya untuk sama-sama memperkuat pembangunan pertanian di Indonesia,” ujar Kepala BBPP Batangkulu, Sabir melalui keterangan tertulisnya, Kamis (9/12).
Sabir memaparkan bahwa kegiatan tersebut dilaksanakan di beberapa titik wilayah Kerja UPT BBPP yaitu Di Provinsi Sulawesi Selatan. Yakni Kabupaten Gowa, Takalar, Maros dan Bone, Soppeng dan Sinjai , Provinsi Sulawesi Utara peserta berasal dari Kota Manado, Kota Bitung, Minahasa, Minahasa Utara , Minahasa Selatan , Minahasa Tenggara dan Tomohon , Provinsi Sulawesi Tenggara peserta berasal dari Kota Kendari, Konawe, Konawe Selatan , Provinsi Sulawesi Tengah berasal dari Kabupaten Sigi, Palu, Donggala, Parigi Moutong, Provinsi Gorontalo peserta berasal dari Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, Bone Bolango dan Provinsi Sulawesi Barat peserta berasal dari Kabupaten Polman, Majene, Mamuju , Mamuju Tengah, Mamasa dan Pasangkayu.
“Total ada sekitar 7.230 camat di seluruh Indonesia baik yang ikut secara offline dan online. Ini tentu menggembirakan karena camat salah satu elemen penting dalam penguatan program pertanian strategis nasional. Misalnya IPDMIP, sangat bagus sekali,” jelas Sabir.
Sabir berharap pelatihan ini memberikan peningkatan yang signifikan bagi para camat untuk memperkuat basis pertanian di daerahnya. Apalagi sekarang ada program seperti IPDMIP yang notabene berdampak langsung terhadap penyuluh maupun petani.
“Harus terus kita sinergikan semuanya. Termasuk para camat ini. Mereka tak ubahnya garda terdepan seperti para penyuluh,” jelas Sabir.
Sementara Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo memaparkan kalau kekuatan negeri ini salah satunya terletak di tingkat kecamatan yang mengkoordinasi desa-desa di bawahnya. Oleh karena itu pemerintah yang baik harus dimulai dari peningkatan kualitas camat.
“Jadi pelatihan kemarin itu ditujukan untuk meningkatkan pemahaman dan kapasitas camat terhadap pertanian Indonesia, sehingga bisa berperan strategis dalam menyukseskan pembangunan pertanian di Kecamatan secara massif,” kata SYL-sapaannya-.
Kecamatan, lanjut Menteri Syahrul, memiliki peran penting dalam memberi energi dan menyinergikan segala potensi pertanian di desa untuk membangun lumbung pangan masyarakat, baik untuk ketersedian pangan dalam negeri maupun komoditas ekspor.
“Kami berharap akan terbangun lumbung pangan di tiap kecamatan, Kementerian Pertanian akan menyiapkan anggaran, prasarana, dan sarana produksinya, dengan mengoptimalkan kinerja 7230 kecamatan yang memiliki lumbung pangan seluas 100 hektar, pertanian akan semakin kuat,” beber Mentei asal Sulawesi Selatan tersebut.
Sementara, Kepala Badan PPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi menyampaikan bahwa Pembangunan Pertanian ada di sawah, kebun, dan ladang yang bearada di tingkat kecamatan. Kementerian Pertanian membangun program komando strategis di tingkat kecamatan yang disebut kostratani, yang komandani oleh camat .
“Untuk itu selayaknya komandan memahami berbagai gerakan pembangunan pertanian guna mensinergiskan program pertanian di tingkat kecamatan,” jelas dia.
Lebih lanjut Dedi Nursyamsi menyampaikan keberhasilan pembangunan nasional dipengaruhi oleh keberhasilan di tingkat kecamatan, oleh karena itu camat sebagai komandan perlu ditingkatkan kapasitas dan kapabilitasnya melalui pelatihan guna mendukung pembangunan pertanian di daerah. (*)