INDONESIAUPDATE.ID – Giat Sekolah Lapang Tahap 1 Tahun 2021 di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan sukses dilaksanakan. Para petani maupun penyuluh merasakan manfaat yang besar dari gelaran item program Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP) tersebut.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Andi Tjalo Kerrang mengatakan bahwa SL mendongkrak kompetensi para petani dari sebelumnya. “Pemahaman petani di Daerah Irigasi meningkat sekarang. Lebih efektif ketika mereka akan memulai musim tanam, karena sudah banyak pengetahuan yang merek serap,” ujar dia melalui keterangan tertulisnya, Kamis (9/12).
Andi menjelaskan, salah satu materi yang dipaparkan ihwal uji lahan. Petani diberikan pemahaman soal bagaimana mengetahui jumlah pupuk yang seharusnya dipakah di lahannya, sehingga penerapan pupuk lebih berimbang. “Selain itu dapat menghemat pengeluaran, menekan kerusakan lingkungan dan produksi sesuai target,” katanya.
Dia menyebut program IPDMIP memiliki dampak positif terhadap peningkatan kompetensi para petani. Yakni bagaimana meningkatkan produktivitas padi, merehabilitasi jaringan irigasi, mencetak sawah beririgasi, menjamin tersedianya air untuk irigasi, hingga meningkatkan infrastruktur pertanian.
Dalam kesempatan itu, Andi mengungkapkan kalau pihaknya menggelar beberapa perlombaan dalam rangka penutupan SL Tahap 1. Lomba dilaksanakan pada 3 kelompok tani yang berada di kecamatan Lembang.
“Selain sebagai refreshing, kegiatan lomba ini juga diharapkan menjadi wadah untuk lebih mengakrabkan antara petani dengan petugas, meningkatkan rasa kebersamaan dan komunikasinya menjadi lebih lancar,” jelas Andi Tjalo.
Lebih lanjut, berharap para peserta pelatihan untuk selalu aktif dan mempraktekkan materi yang sudah diterimanya selama mengikuti sekolah lapang yang dilaksanakan sebanyak 12 kali pertemuan. “Para peserta diharapkan bisa membagikan ilmu yang didapatnya selama mengikuti pelatihan, dan diharapkan untuk selalu berperan aktif dalam menggerakkan pembangunan pertanian guna mempercepat pemulihan Ekonomi Nasional,” pungkas Andi.
Sementara Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo optimis bahwa program IPDMIP dapat bermanfaat bagi kepentingan masyarakat pedesaan, khususnya bagi petani dalam mendukung pencapaian ketahanan pangan. Lewat IPDMIP, produktivitas pertanian terus meningkat, khususnya di daerah irigasi.
“Pendapatan petani harus terus naik sehingga kesejahteraan petani juga meningkat. Pertanian adalah emas 100 karat,” kata Mentan.
Dia menyampaikan jika produktivitas meningkat, pendapatan petani juga meningkat. “Kemampuan sumber daya manusia juga harus kita tingkatkan agar mereka bisa mengelola pertanian dengan baik,” ungkapnya.
SYL-sapaannya- mengingatkan bahwa sektor pertanian adalah ‘emas 100 karat’. Menjanjikan dan tak pernah ingkar janji sehingga sangat prospektif untuk digeluti. “Terutama para pemuda dan milenial. Kita gerakan pertanian Indonesia, masa depan pertanian kita ada pada mereka,” ujar SYL.
Senada, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, menegaskan, “Program IPDMIP menjadi salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas pertanian, khususnya di daerah irigasi sehingga pada akhirnya kesehatan petani bisa meningkat,” ungkap Dedi.
Menurutnya, IPDMIP harus berperan mendorong proses transformasi dari sistem pertanian tradisional menjadi modern. Untuk itu, SDM-nya harus digarap lebih dahulu.
“Mereka adalah petani, penyuluh, petani milenial melalui pelatihan,” kata Dedi.
Sistem pertanian tradisional, katanya, dicirikan oleh produktivitas yang rendah, penggunaan varietas lokal, dikerjakan secara manual atau dengan bantuan tenaga ternak. Sistem pertanian ini belum memanfaatkan mekanisasi pertanian serta teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
“Pertanian modern dicirikan masifnya varietas berdaya hasil tinggi, menerapkan mekanisasi dan pemanfaatan teknologi era industri 4.0,” pungkas Dedi.(suardi/ez)