INDONESIA UPDATE – Perajin tempe dan tahu di Jakarta melakukan aksi mogok produksi sejak Senin (21/2) lalu. Mereka meminta pemerintah mensubsidi harga kedelai yang saat ini melonjak.
Sekjen Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta Edy Kuswanto mengatakan para perajin tempe dan tahu sudah melakukan aksi mogok produksi selama tiga hari.
Hal itu bertujuan agar semua pihak mengetahui harga kedelai yang melonjak.
“Kita nggak boleh demo di jalan, tapi mogok produksi aja sehingga ada kesepakatan tanggal 11 kita rapat di Jakarta Selatan, tanggal 13 kita deklarasi di Jakarta Barat bahwa kita mau mogok di tanggal 21, 22, 23 itu nggak ada barang yang beredar di pasaran,” kata Edy kepada wartawan, Rabu, (23/2/2022).
“Sampai sekarang ini hari terakhir, besok mungkin udah ada lagi. Mogoknya itu supaya masyarakat mengetahui tempe itu memang terakhir naiknya nggak kira-kira,” sambungnya dilansir dari detik.
Edy menjelaskan harga kedelai kian meroket. Edy dan perajin tempe-tahu lainnya mengaku sudah tidak tahan atas kenaikan harga kedelai.
“Karena sudah dirasakan sudah lama naik terus sampai sekarang sampai tembus harga Rp 11.300. Sebelumnya paling harga di bawah Rp 10.000,” ujar Edy.
“Ini naik terus meroket sehingga kami sebagai perajin tempe itu sudah tidak tahan untuk istilahnya cari keuntungan di sana. Maka dari itu, sepakat kita perajin tempe itu ayo kita ada gerakan mogok atau protes mogok produksi,” tambahnya.
Lebih lanjut, Edy menyebutkan ada sejumlah tuntutan dari para perajin tempe dan tahu kepada pemerintah. Mereka meminta pemerintah segera menstabilkan harga dan mensubsidi kedelai.
“Tuntutan kita pertama jangka pendek distabilkan untuk harga. Jangka menengah, panjang ya kita minta subsidi,” tutur Edy.