INDONESIAUPDATE.ID – Hadirnya kemajuan teknologi memberikan dampak pada kemajuan pembangunan tak terkecuali sektor pertanian. Dampak dan manfaat penggunaan sistem smart farming dalam pertanian sangat besar.
Mulai dari pengelolaan lahan lebih terukur, budidaya tanpa bergantung pada musim, efisiensi jumlah tenaga kerja, efisiensi waktu, meningkatkan produktivitas, meningkatkan pendapatan, dapat menghindari pencemaran lingkungan akibat zat kimia baik pada pupuk anorganik dan pestisida yang berlebihan hingga dapat meminimalisir biaya produksi.
Penerapan smart farming tidak hanya di Indonesia. Smart farming telah dilakukan baik di negara maju maupun berkembang.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengharapkan seluruh insan pertanian untuk bersinergi membangun pertanian. SYL menjelaskan penguasaan dan pengembangan inovasi teknologi pertanian sangat penting dalam meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani.
Sebab, pertanian langsung menyangkut aspek dasar, menghidupkan masyarakat yang maju dan rumah tangga yang sejahtera.
“Bicara pertanian juga menemukan solusi harapan dan kebutuhan pangan. Tidak hanya tugas pemerintah tapi melibatkan semua pihak. Dengan begitu, pertanian merupakan sebuah gerakan bersama membangun kebutuhan bangsa dan menyadarkan semua orang yang memliki kepentingan publik untuk sama-sama membangun pertanian,” jelasnya.
Oleh karena itu, SYL sangat berharap adanya konsep pembangunan pertanian modern dari perguruan tinggi.
“Cara membangun pertanian tidak boleh lagi menggunakan cara sebelumnya, tapi harus memakai cara berbasis teknologi digital dan mekanisasi yang canggih,” ujarnya.
Senada dengan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) pada Forum Kelompok Kerja Kepemudaan Program YESS mengatakan bahwa ada tiga aspek agenda besar yang dilakukan pertanian.
“Pertama, agenda mindset dengan akademik intelektual sesuai tantangan era dan yang harus terjadi antara lain dengan menggunakan online system, digital sistem, frekuensi titik-titik, dan mekanisasi yang baik. Artificial intelijen, internet of thinking sistem dan segala macam sistem yang harus ada,” ungkapnya.
Dihadapan peserta forum yang digelar di Yogyakarta (27/07) mengajak untuk meningkatkan agenda intelektual.
“Agenda management harus berubah. Kalian generasi milenial harus merubah orientasi dalam bertani, yakni bisnis. Dengan demikian, tujuan pertanian harus makin maju, mandiri, makin modern. Tantangan untuk Indonesia adalah produksi, distribusi, logistik yang tinggi karena di antara pulau.
“Tantangan ini harus bisa kita peroleh jalan keluarnya dengan kemampuan lain. Produk pertanian kita harus ditingkatkan dengan cara ini. Agenda kita coba lebih ke bawah ke lapangan jangan terlalu banyak teorinya lapangannya. Kemudian mendorong KUR untuk investasi yang besar. Lalu tingkatkan kerjasama, jalin kerjasama dengan berbagai pihak maka kalian dapat menguasai pasar. Kalian jangan bertanding, tetapi harus bersanding, maka pintu rejeki akan terbuka luas,” ungkap Dedi.
Hadir sebagai solusi dalam menjawab tantangan regenerasi petani, program Youth Enterpreneurship And Employment Support Services (YESS) terus melibatkan figur-figur petani serta wirausaha pertanian milenial sukses seperti DPM/DPA Kementan RI maupun Young Ambassador program YESS.
Sekretaris BPPSDMP, Siti Munifah berpesan kepada para peserta forum yang terdiri dari petani serta wirausaha muda pertanian.
“Kalian harus menjadi champion bagi generasi muda lainnya. Hadirnya berbagai program yang diluncurkan Kementan untuk generasi milenial merupakan stimulan demi kemajuan pembangunan SDM Pertanian. Bersama-sama kita lahirkan one champion one village”, tegas Munifah.