INDONESIAUPDATE.ID – Kesatuan Nelayan Tradisional (KNTI) menyatakan kualitas ekosistem laut Indonesia tidak bersih.
“Laut Indonesia sedang tidak sehat. Skor Indeks Kesehatan Laut (Ocean Health Index/OHI) rendah hanya 63, peringkat ke 181 dari 220 negara.” kata Dani Setiawan, Ketua Umum KNTI
Untuk diketahui, ada enam (6) dari sepuluh (10) indikator OHI yang menyebabkan terganggunya kualitas kesehatan laut Indonesia.
Lanjut Dani, dari penilaian nol hingga 100, skor kita hanya 24. Indikator terendah kedua, peran laut sebagai penyedia jasa pariwisata dan rekreasi skor hanya 27. Sedangkan untuk indikator kebersihan perairan laut, skornya hanya 57.
“Rendahnya indikator kebersihan perairan laut Indonesia, bukti indikasi tingginya risiko laut digunakan sebagai tong sampah raksasa untuk menampung sampah yang membahayakan kualita ekosistem laut dan hidup masyarakat” tutur Dani
Sebelumnya, Partisipasi Mahasiswa Pecinta Lingkungan (PMPL) melakukan aksi sebagai bentuk penolakan pembuangan 1.25 juta limbah nuklir ke laut Pasifik.
“Hal ini mengancam rantai makanan dan sumber hidup masyarakat Indonesia khususnya nelayan,” ujar Kevin.
Menanggapi aksi tersebut, Ketua Umum KNTI, Dani Setiawan juga menolak rencana pemerintah Jepang untuk membuang air limbah terkontaminasi nuklir dari PLTN Fukushima Daiichi ke Samudera Pasifik.
Dani Setiawan menyampaikan pembuangan limbah nuklir menyebabkan kualitas kesehatan laut Indonesia menjadi buruk. Selain itu, dapat menurunkan kesehatan bangsa dan mengancam kegiatan usaha nelayan kecil.
“Melalui Menteri Luar Negeri dan Menteri Kelautan dan Perikanan, Pemerintah Indonesia perlu mengambil sikap untuk menjaga laut dan melindungi nelayan Indonesia” tutup Dani Setiawan