INDONESIAUPDATE.ID – Penampilan Sanggar Tari Bumi Aekhula Nias Barat menyedot perhatian hadirin yang mengikuti upacara bendera memperingati Hari Kemerdekaan RI di Istana Negara, Jakarta, Kamis (17/8).
Menari dengan kostum warna merah menyala, anak-anak Nias Barat ini mendapat perhatian dan apresiasi dari Presiden RI Joko Widodo.
Hal ini menambah semangat 138 penari yang sejak jauh hari menyiapkan diri untuk penampilan yang sangat bersejarah bagi mereka.
“Ini dari daerah mana,” tanya presiden yang akrab disapa dengan sebutan Jokowi sesaat berkeliling menyapa masyarakat yang hadir di di Istana Negara.
“Dari Nias Barat pak,” sahut Tri Handayani, peserta kontingen Nias Barat.
“Bagaimana (kondisi) jalan ke Nias Barat,” tanya Jokowi lagi. “Masih belum bagus pak,” timpal Tri, wanita berparas ayu itu.
Apresiasi singkat dari Jokowi itu seolah menjadi tambahan multivitamin bagi peserta tari dari Nias Barat. Saat tampil, tim penari polesan Marojahan Andrian Manalu dan Riansyah Putra tersebut begitu sangat atraktif dan mampu menghipnotis 8000 an tamu undangan yang hadir di Istana.
Tarian Bumi Aekhula merupakan tarian kolaborasi dari beberapa tarian adat daerah dari Kabupaten Nias Barat. Diantaranya Tari Moyo, Tari Folaya Saembu, Tari Baluse dan Tari Maena.
Tari-tarian ini biasa ditampilkan dalam acara adat, acara perayaan dan syukuran di masyarakat.
Tarian Bumi Aekhula sarat dengan makna filosofis dan pesan moral seperti kebersamaan, kerja keras, semangat juang dan ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ritme gerak tari yang beragam mulai dari gerakan lambat dan gemulai hingga gerakan lincah penuh semangat mengisyaratkan dinamika sosial yang terus bergerak, berproses dan melaju.
Penampilan Tarian Bumi Aekhula diawali dengan penampilan Tari Moyo. Dalam bahasa Indonesia Tari Moyo disebut dengan Tari Elang yang dibawakan oleh penari perempuan.
Sebagaimana gerakan elang yang mengepakkan sayapnya tanpa lelah serta ketajaman penglihatan dalam pengintaian melambangkan keuletan, kekuatan, keanggunan dan kebijaksanaan perempuan Suku Nias yang memiliki semangat juang yang tinggi dalam mewujudkan sesuatu yang dicita-citakan.
Setelah Tari Moyo dilanjutkan dengan Tari Folaya Saembu. Tari ini merupakan mahkota yang melambangkan kehormatan, kemakmuran dan kesejahteraan. Tari Folaya Saembu dipertontonkan sebagai bentuk perayaan ungkapan sukacita dan kebanggaan atas kerja keras, pencapaian dan kemakmuran yang dimiliki oleh seseorang. Tarian ini ditampilkan oleh penari perempuan dengan gerakan yang sangat gemulai dan anggun.
Tarian Bumi Aekhula kemudian dilanjutkan dengan Tari Baluse atau Tari Perang. Baluse artinya perisai yang berfungsi sebagai pertahanan dan perlindungan saat berperang. Tari Baluse ditampilkan oleh penari laki-laki.
Tarian ini dimulai dengan gerakan kaki maju mundur sambil dihentakan ke tanah, memegang perisai, mengayunkan tombak/ pedang sambil meneriakkan kata-kata penyemangat. Tari ini melambangkan jiwa patriotisme dan keberanian laki-laki suku Nias dalam menjaga dan membela daerahnya.
Tari Maena menjadi penutup dari rangkaian Tarian Bumi Aekhula. Tari Maena merupakan tari yang dilakukan bersama-sama oleh segala kalangan.
Tari ini memiliki makna kebersamaan, kegembiraan dan kemeriahan. Tari Maena ditampilkan di berbagai acara seperti penyambutan tamu terhormat, pesta pernikahan dan acara adat suku Nias.
Syair yang dituturkan dalam tari maena menceritakan pengalaman kehidupan, penghormatan serta nilai nilai gotong royong dan semangat.
“Tentu momentum ini menjadi satu kebanggaan bagi kami, wilayah paling ujung di kepulauan Nias. Semoga kontingen Nias Barat yang sudah ada di Jakarta, bisa menampilkan yang terbaik dan membanggakan bagi seluruh warga Kepulauan Nias Umumnya, dan Nias Barat khususnya,” kata Bupati Nias Barat, Khenoki Waruwu, lewat telepon genggamnya.
Khenoki juga berterimakasih pada semua pihat yang telah mendukung, agar sanggar tari dari wilayah yang dipimpinnya bisa dikenal oleh masyarakat luas.
“Saya sangat berterimakasih untuk dukungan penuh dari Garuda Indonesia, Pertamina yang sudah menjadi sponsor kami. Sehingga sanggar tari Nias Barat bisa tampil di istana,” ucapnya.
“Saya tidak bisa berkata-kata, kami bahagia dan sangat bangga Nias Barat bisa menjadi mengisi HUT RI,” kata Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Nias Barat April Imelda Juita Hia, usai menyaksikan tim penari Bumi Aekhula di Istana Merdeka, Kamis (17/8/2023).
Senada dengan Khenoki dan Imelda, Ketua DPP Himpunan Masyarakat Nias Indonesia, Kosmas Harefa juga mengaku puas dengan penampilan sanggar tari Bumi Aekhula.
“Keren dan membanggakan tentunya. Harus percaya diri, usai skala nasional, kita juga bisa tampil di kancah internasional kedepan,” harap Kosmas yang setiap mendampingi para penari selama di Garuda Training Center Indonesia.
Kontingen Nias Barat mendapat dukungan penuh dari Garuda Indonesia. Mulai dari akomodasi tiket pulang-pergi Nias-Jakarta, Hotel dan konsumsi.
“Saya berterimakasih untuk kontingen Nias Barat. Lewat kegiatan ini kami bisa berbuat untuk rakyat Indonesia yang ada diujung dan merupakan daerah sulit dijangkau. Harus semangat karena kita satu, Indonesia,” ucap Irfan Setiaputra, Direktur Utama Garuda Indonesia. (*)