INDONESIAUPDATE.ID – Kementerian Pertanian (Kementan) bersama-sama dengan Pemerintah Daerah terus memasifkan Program Genta Organik. Seperti diketahui, Genta Organik merupakan suatu gerakan pertanian pro organik yang meliputi pemanfaatan pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah sebagai solusi terhadap masalah pupuk mahal. Gerakan ini mendorong petani untuk memproduksi pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah secara mandiri.
Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengajak para petani di seluruh Indonesia untuk meningkatkan penggunaan pupuk sendiri alias pupuk organik. Menurutnya, pupuk organik sangat dibutuhkan, selain karena pupuk subsidi yang ada saat ini jumlahnya sangat terbatas.
“Belum lagi bahan baku pupuk seperti gugus fosfat yang sebagian besar dikirim dari Ukraina dan Rusia tersendat karena perang keduanya. Jadi yang tidak dapat pupuk subsidi segeralah menghadirkan pupuk organik. Minimal setiap kabupaten harus jadi percontohan dan tidak mengandalkan bantuan Pemerintah Pusat”, ujar Mentan Syahrul.
Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi yang mengatakan bahwa pemupukan merupakan komponen utama pada sebuah tanaman. Karena itu diperlukan pemupukan secara berimbang selain dengan menggunakan varietas unggul dan memperluas penggunaan pupuk organik. Langkah ini penting dilakukan untuk menghasilkan padi berkualitas”, jelas Kabadan Dedi.
Kabadan menambahkan bahwa akan terus mendorong para petani untuk meningkatkan produktivitas.
“Program Genta Organik ditujukan memanfaatkan sepenuhnya pupuk hayati, pembenah tanah dan pestisida nabati, mari terus genjot produktivitas”, ujar Dedi lagi.
Menindaklanjuti hal tersebut, Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Kapusluhtan), Bustanul Arifin Caya pada saat menghadiri acara Farmer Field Day (FFD) di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Mitra Tani Sambutan, Kota Samarinda Kalimantan Timur, Rabu (13/08/2023) mengatakan bahwa tujuan Program Genta Organik adalah mengurangi penggunaan pupuk kimia, jangan menggunakan pupuk kimia berlebihan, tapi bukan juga menghilangkan. “Atau dalam bahasa lainnya adalah bagaimana kita bisa menerapkan pupuk berimbang,” ujar Bustanul.
Bustanul menambahkan bahwa program Sekolah Lapang (SL) Genta Organik menjadi terobosan untuk mengatasi kelangkaan dan mahalnya pupuk kimia.
“Kemahalan pupuk kimia ini tidak hanya di Indonesia, tapi dibelahan dunia lainnya juga mahal, selain itu SL ini jika dilaksanakan sesuai dengan SOP yang ada dalam Juknis bisa menjadi tools atau alat penyuluh dalam melakukan pembinaan dilapangan kepada petani, sekaligus lakukan evaluasi apakah dengan penggunaan pupuk organik dan pengurangan pupuk non organik ada peningkatan produksi”, lanjut Bustanul.
Bustanul berharap agar Pogram SL Genta Organik ini dapat berkelanjutan dan dapat direplikasi oleh BPP-BPP lainnya sehingga permasalahan pupuk dapat diatasi oleh petani
Sedangkan Kepala UPTD BPPSDMP Provinsi Kalimantan Timur, Tri Ida Kartini mengucapkan terima kasih atas bantuan Kementan terhadap kegiatan SL Genta Organik di Provinsi Kaltim ini. Dimana pada tahun ini berada di 2 lokasi Kabupaten/Kota yaitu di Kota Samarinda dan Kabupaten Kutai Kartanegara.
Tri Ida sangat berharap agar kegiatan ini ditahun depan dapat ditambahkan lokasi CPCL SL genta organik. Karena salah satu hasil yang bisa dibanggakan dari implementasi SL Genta Organik mengalami peningkatan. Sebelumnya dilahan SL ini indeks pertanaman atau IP 200, sedangkan pada lokasi SL terjadi peningkatan menjadi IP 400. Sehingga hal ini akan terus dikembangkan di wilayah lainnya sehingga Provinsi Kaltim bisa menjadi provinsi yang bisa mencapai IP 400,” pungkasnya.
Sebagai informasi, turut hadir dalam acara tersebut diantaranya adalah Kepala UPTD BPPSDMP Provinsi Kalimantan Timur, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Samarinda, Kepala SMKPP Banjarbaru Kalsel dan Perwakilan BSIP Kalimantan Timur. (DH/NF)