INDONESIAUPDATE.ID – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan meluncurkan buku ”Assembling Nusantara: Mimicry, Friction, and Resonance in the New Capital Development” pada Senin, 6 November 2023. Buku ini menawarkan rekomendasi pada Otorita Ibu Kota Nusantara soal eksperimentasi dan implementasi visi kota terkini dan menjadi referensi bagi ilmuwan lokal dan asing yang ingin meneliti Nusantara lebih dalam. Buku yang penerbitannya bekerja sama dengan Penerbit Springer ini akan dikupas tuntas isinya dengan sebuah pembahasan dari berbagai sudut pandang praktisi, akademisi, dan pembuat kebijakan.
Jakarta, 03 November 2023. Pemberian judul Buku ”Assembling Nusantara” mengambil latar penulisan tentang perencanaan Ibukota Negara (IKN) Nusantara. Di mana, IKN kini ibaratnya sedang digadang – gadang sebagai sebuah cerminan. Bahkan, muncul berbagai istilah seperti “cerminan jati diri dan karakter sosial bangsa Indonesia,” atau “model bagi kota-kota Indonesia di masa depan,” atau “hadiah dari Indonesia untuk dunia,” dan berbagai label lainnya.
Buku ini merupakan hasil penyelidikan realitas yang sedang berjalan dari transformasi perkembangan Nusantara di balik label-label tadi. Istilah Assembling Nusantara, menelisik rerakit (assemblage) dari komponen-komponen manusia, kerja-kerja manusia (rencana, dokumen, kebijakan), juga benda-benda non manusia (flora-fauna, lansekap, bentang alam, infrastruktur, bangunan, dan ruang-ruang publik), proses-proses, hubungan sosial, infrastruktur sosial, dan beragam bentuk lainnya.
Dituturkan oleh Henny Warsilah, koordinator penulisan buku, yang juga selaku Koordinator Kelompok Riset Studi Kota – Desa di Pusat Riset Masyarakat dan Budaya (PRMB) BRIN, buku tersebut sedianya dirilis untuk mendiseminasikan hasil produksi pengetahuan, khususnya karya – karya pemikiran sivitas BRIN dan jaringannya.
”Harapannya, kehadiran buku ini akan diketahui lebih luas oleh publik dan berkontribusi dalam mengembangkan suatu dialog yang konstruktif dan kritis, terkait dengan pembangunan ibukota baru,” tegas Henny.
Buku tersebut dibingkai oleh tiga konsep yaitu mimikri, friksi, dan resonansi. Mimikri menggambarkan kesamaan (dan perbedaan) antara Nusantara dengan ibukota – ibukota baru dalam narasi kota, citra-citra (imageries) dan rupa-rupa (forms). Friksi memandang bagaimana Nusantara menggerakkan aktor-aktor yang tidak selalu sepaham, proses-proses yang belum tentu sejalan, atau kolaborasi kelompok-kelompok yang berlainan namun beririsan. Resonansi mengamati bagaimana Nusantara beresonansi, walaupun dengan suaranya sendiri dengan dunia.
Tiga konsep ini berasal dari disiplin Geografi, Antropologi, dan Sosiologi, membingkai analitik dari berbagai kontribusi ilmuwan lokal dan asing dari berbagai disiplin yang berkontribusi di dalamnya. Secara luas, buku ini berargumen bahwa praktik sosio-spasial pembuatan ibukota penting untuk dipelajari dan dicermati bagi perkembangan kota-kota di Asia. Tiga konsep tersebut ditawarkan oleh para editornya yaitu Henny Warsilah, Lilis Mulyani, dan Ivan Kurniawan Nasution dalam sebuah konsep buku book edited volume.
Sekilas pandang tentang Assembling Nusantara, atau merakit Nusantara, diartikan sebagai proses tarik-menarik antara perencanaan di atas kertas dan implementasi di lapangan yang berkelindan dalam kerumitan dan keruwetan (complexity and complication). Keduanya bisa saja berkesinambungan atau bertolak belakang.
Potret realitas tersebut kemudian diangkat dalam sebuah pembahasan yang mendiskusikan tegangan (dalam hal mimikri, friksi, dan resonansi) antara perencanaan dan implementasi; antara berpikir ideal dan bertindak realistis; antara yang dibayangkan dan yang bisa dilakukan, dalam proses pembangunan IKN Nusantara saat ini. Diskusi ini akan menghadirkan pembahas dari praktisi, akademisi, dan pembuat kebijakan yang akan memaparkan pandangannya soal ketegangan merakit Nusantara.
Maka, mari kita pantau kondisi terkini dari rerakit IKN Nusantara melalui pembahasan dalam peluncuran buku ini!
