INDONESIAUPDATE.ID – Konferensi debat bergengsi Model United Nations (MUN) Kütahya 2025 sukses diselenggarakan pada Sabtu, 18 Oktober 2025. Mengusung tema “Shaping the Code, Guiding the Future” dengan fokus pada dampak kecerdasan buatan super-intelligent terhadap masyarakat global, konferensi ini mempertemukan mahasiswa Indonesia dari berbagai universitas di Turki untuk beradu gagasan mengenai regulasi, etika, serta potensi ancaman teknologi AI terhadap umat manusia.
Acara ini turut dihadiri oleh tokoh penting, antara lain Sebhattin Ceyhun dari Uluslararası Öğrenci Dernekleri Federasyonu (UDEF) dan Rektor Universitas Dumlupınar Kütahya, Prof. Dr. Süleyman Kızıltoprak. Kehadiran mereka menjadi bentuk dukungan terhadap peran generasi muda sebagai diaspora Indonesia dalam diplomasi dan pemikiran global untuk menjalin hubungan lebih erat dan hangat.
Ajang ini bukan sekadar perlombaan debat saja, tetapi menjadi wadah intelektual untuk membahas isu-isu krusial, seperti etika dalam pengembangan kecerdasan buatan tingkat tinggi atau AI, urgensi regulasi global, serta ancaman dan masalah yang mungkin dapat mengakibatkan timbulnya masalah baru yang berkelanjutan terhadap seluruh umat manusia.
“Kebetulan ini sudah tahun ke tiga kita mengadakan acara Model United Nations, bangga sekali bisa mengadakannya di Turki. Tujuannya semoga bisa menciptakan diplomat-diplomat terbaik dari Indonesia, khususnya untuk di Turki, dan bisa menciptakan generasi emas sesuai dengan visi dari Indonesia tersebut yaitu Indonesia Emas 2045. Harapannya generasi kita ini bisa menjadi generasi yang sangat berpengaruh bagi bangsa dan negara,” ucap Ketua PPI Kütahya, Faiz Muhammad.
Para pemenang MUN Kütahya 2025 akan melanjutkan kiprahnya dengan mewakili Indonesia pada ajang International Model United Nations yang akan digelar di Turki pada tahun mendatang.
“Harapannya tentunya semoga acara Model United Nations ini dapat menjadi gerbang awal untuk pada akhirnya bisa menumbuhkan kepercayaan diri bagi pelajar Indonesia yang ada di Turki untuk pada akhirnya juga bisa terus berselancar bukan hanya di lingkungan teman-teman Indonesia tapi juga kepada lingkungan-lingkungan di Turki itu sendiri.
Mungkin nanti harapan kami, bisa ada pelajar-pelajar Indonesia di Turki dan juga turut ikut aktif di MUN yang ada di Turki itu sendiri sehingga ini yang menjadi misi kami, Connecting Turkey, dan harapannya semakin banyak pelajar Indonesia yang masuk ke wilayah Turki dengan berbagai prestasi mereka masing-masing,” ujar Ketua PPI Turki, Naura Arifa.
MUN Kütahya 2025 pun menjadi bukti kontribusi aktif pelajar Indonesia dalam membentuk masa depan global melalui diplomasi dan pemikiran kritis.











