INDONESIAUPDATE.ID – Kementerian Pertanian terus mengupayakan lahirnya petani-petani muda berkualitas di Indonesia. Hal ini dilakukan karena Kementan menyadari bahwa generasi milenial merupakan modal utama dalam fenomena bonus demografi. Potensi generasi milenial yang dapat dimaksimalkan akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) terus berkomitmen meningkatkan kualitas generasi milenial sebagai motor penggerak utama sektor pertanian. Berbagai upaya pun dilakukan, mulai dari pelatihan, permagangan, akses permodalan, hingga peningkatan jejaring pemasaran.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) , Dedi Nursyamsi, mengatakan, usaha pertanian melibatkan aspek modal yang tidak sedikit, untuk itu, segala sesuatunya harus dilakukan dengan cermat.
Lebih lanjut Dedi menambahkan, pertanian modern memang membutuhkan ‘pencatatan’ keuangan yang tersusun rapi. Tujuannya untuk memudahkan petani dalam melakukan evaluasi. Sebab, usaha pertanian memiliki fluktuasi dari waktu ke waktu.
“Hasil evaluasi tersebut sangat berguna untuk menentukan strategi usaha pada periode tanam di musim berikutnya. Dengan nilai bisnis besar, maka penguatan literasi keuangan petani harus diperkuat,” kata Dedi.
Bersama International Fund for Agricultural Development (IFAD), Kementan menciptakan wirausaha milenial tangguh dan berkualitas melalui Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS).
Salah satunya di wilayah Kalimantan Selatan.Tak kurang dari 55,3 juta dollar AS digelontorkan IFAD untuk program selama 6 tahun program berjalan (2019-2025).
Program YESS bertujuan mencetak petani milenial dan meningkatkan kapasitas maupun kompetensinya serta mengembangkan kemampuan wirausaha bagi generasi milenial.
Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri (SMK PPN) Banjarbaru sebagai Provincial Project Implementation Unit (PPIU) di Kalimantan Selatan dalam Program YESS menggelar pelatihan Training of Trainers (TOT) Literasi Keuangan dan Proposal Bisnis untuk para staff BDSP Batch II.
Training berlangsung selama lima hari dimulai Selasa, (27/02/2024), dan diikuti oleh 60 peserta dari empat kabupaten di wilayah intervensi program YESS Kalimantan Selatan. Peserta kegiatan berasal dari Balai Penyuluh Pertanian, P4S, dan guru-guru dari Sekolah Menengah Kejuruan Pembangunan Pertanian (SMK-PP).
Dalam pembukaan, Angga Tri Aditia Permana, Project Manager Program YESS, PPIU Kalsel, mengatakan pentingnya kegiatan, dalam meningkatkan literasi keuangan di kalangan para pengusaha, termasuk petani.
“Guru diharapkan dapat mengirimkan informasi tentang literasi keuangan kepada siswa, karena topik ini belum termasuk dalam kurikulum saat ini. Literasi keuangan menjadi kunci penting bagi pengusaha dan petani untuk mengelola keuangan dengan baik,” ujar Angga.
Rizky Permana, Deputi Teknis dari National Program Management Unit (NPMU), menambahkan bahwa para peserta yang lulus dari pelatihan ini diharapkan bisa menjadi pelatih bagi masyarakat, terutama petani.
“Kami berharap bahwa para pelatih yang lulus dari TOT ini tidak hanya akan berkontribusi dalam forum formal, tetapi juga dapat memberikan edukasi kepada masyarakat, terutama dalam meningkatkan literasi keuangan yang saat ini masih rendah di Indonesia,” ungkap Rizky.
Di kesempatan ini Budi Santoso, Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, menyoroti pentingnya literasi keuangan dalam dunia agribisnis, terutama dalam pengelolaan usaha pertanian.
“Banyak petani yang ahli dalam hal teknis, tetapi masih kurang dalam literasi keuangan. Hilirisasi menjadi sangat penting, di mana petani perlu meningkatkan nilai jual hasil pertanian, seperti yang telah dilakukan oleh petani-petani di Jepang. Kegiatan ini sangat strategis dalam membangun kapasitas dan pengetahuan untuk mendukung kemajuan sektor pertanian di Indonesia,” kata Budi.
Kegiatan TOT Literasi Keuangan dan Proposal Bisnis ini diharapkan dapat memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan pemahaman dan keterampilan para staff BDSP, sehingga mereka dapat menjadi agen perubahan yang efektif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat di wilayah intervensi program YESS